"Berusahalah
untuk selalu menjadi pihak pertama yang menunjukkan cinta dan perhatian Anda
kepada orang lain. Jangan menuntut perhatian dan cinta mereka untuk
diperlihatkan lebih dahulu. Itulah satu-satunya cara yang saya ketahui untuk ke
luar dari kegelapan hidup," demikian dikatakan Ny.Eunice Chew (52 tahun),
salah satu finalis pemilihan ibu teladan se-Seingapura tahun lalu.
Seandainya hatimu adalah sebuah system, maka aku akan scan kamu
untuk mengetahui port mana yang terbuka Sehingga tidak ada keraguan
saat aku c:\> nc -l -o -v -e ke hatimu,tapi aku hanya berani ping di
belakang anonymouse proxy, inikah rasanya jatuh cinta sehingga
membuatku seperti pecundang atau aku memang pecundang sejati whatever!
Ketika
kita berada di tempat pada saat yang tepat, itulah kesempatan. Ketika kita
bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, itu bukan pilihan, itu
kesempatan. Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, itupun adalah
kesempatan. Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan
dengansegala kekurangannya, itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.
Dikisahkan,
ada sebuah keluarga besar. Kakek dan nenek mereka merupakan pasangan suami
istri yang tampak serasi dan selalu harmonis satu sama lain. Suatu hari, saat
berkumpul bersama, si cucu bertanya kepada mereka berdua, "Kakek, Nenek,
tolong beritahu kepada kami resep akur dan cara Kakek dan Nenek mempertahan
cinta selama ini agar kami yang muda-muda bisa belajar."
Ketika seseorang berfikir tentang "cinta", seorang
bijak justru menemukan 10 kunci kebijaksanaan cinta dalam kehidupannya. Ia
berpesan, "Jangan pernah kamu melupakan kesepuluh kunci ini ketika kamu
mulai berfikir untuk mencintai seseorang".
Aku
memiliki sebuah kisah cinta yang memberiku sebuah pelajaran tentangnya. Ini
bukanlah sebuah kisah cinta hebat dan mengagumkan penuh gairah seperti dalam
novel-novel roman, walau begitu menurutku ini adalah kisah yang jauh lebih
mengagumkan dari itu semua. Ini adalah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda
alhabsyi dan ibuku, Yasmine Ghauri.
Mereka
bertemu disebuah acara resepsi pernikahan dan kata ayahku ia jatuh cinta pada
pandangan pertama ketika ibuku masuk ke dalam ruangan. Saat itu ayah tahu,
bahwa inilah perempuan yang akan menikah dengannya. Hal ini menjadi kenyataan,
kini mereka telah menikah selama 40 tahun dan telah memiliki tiga orang anak,
aku anak tertua, telah menikah dan memberikan mereka dua orang cucu.
Mereka
bahagia dan selama bertahun-tahun telah menjadi orang tua yang sangat baik bagi
kami, mereka membimbing kami, anak-anaknya dengan penuh cinta kasih dan
kebijaksanaan. Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun.
Saat itu beberapa ibu-ibu tetangga kami mengajak ibuku pergi kepembukaan pasar
murah yang mengobral alat-alat kebutuhan rumah tangga. Mereka mengatakan saat
pembukaan adalah saat terbaik untuk berbelanja barang obral karena saat itu
saat termurah dengan kualitas barang-barang terbaik. Tapi ibuku menolaknya
karena ayahku sebentar lagi pulang dari kantor. Kata ibuku, "Mama tak akan
pernah meninggalkan papa sendirian".
Hal
itu yang selalu dicamkan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai
seorang perempuan aku harus patuh pada suamiku dan selalu menemaninya dalam
keadaan apapun, baik miskin, kaya, sehat maupun sakit. Seorang perempuan harus
bisa menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu
menurut mereka, itu hanya janji pernikahan, omong kosong belaka. Tapi aku tak
pernah memperdulikan mereka, aku percaya nasihat ibuku. Sampai suatu hari,
bertahun-tahun kemudian, kami mengalami duka, setelah ulang tahun ibuku yang
ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi dan menjadi lumpuh.
Dokter
mengatakan kalau saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi lagi sehingga ia
harus menghabiskan sisa hidupnya di tempat tidur. Ayahku, seorang pria yang
masih sehat diusianya yang lebih tua, tapi ia tetap merawat ibuku, menyuapinya,
bercerita banyak hal padanya, mengatakan padanya kalau ia mencintainya. Ayahku
tak pernah meninggalkannya, selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku
selalu menemaninya, ia masih suka bercanda-canda dengan ibuku.
Ayahku
pernah mencatkan kuku tangan ibuku, dan ketika ibuku bertanya, "untuk apa
kau lakukan itu? Aku sudah sangat tua dan jelek sekali". Ayahku menjawab,
"aku ingin kau tetap merasa cantik". Begitulah pekerjaan ayahku
sehari-hari, ia merawat ibuku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Para
kenalan yang mengenalnya sangat hormat dengannya. Mereka sangat kagum dengan
kasih sayang ayahku pada ibuku yang tak pernah pudar.
Suatu
hari ibu berkata padaku sambil tersenyum, "Kau tahu, Linda. Ayahmu tak
akan pernah meninggalkan aku... kau tahu kenapa?" Aku menggeleng dan ibuku
melanjutkan, "karena aku tak pernah meninggalkannya..." Itulah kisah
cinta ayah dan ibuku. Mereka memberikan kami, anak-anaknyapelajaran tentang
tanggung jawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, dan
cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari
kehidupannya.
Kulitnya kehitaman. Wajahnya jauh dari cantik. Usianya tak bisa lagi dibilang muda. Waktu pertama kali masuk ke rumah perempuan itu, hampir saja ia percaya ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu, Apapun risikonya.
Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari perempuan idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi."
Semua orang terheran-heran, Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk mencintainya, Aku berusaha melakukan yang terbaik. Perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan ketidakrupawanan wajah dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."
Begitulah cinta, ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...
Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata...
Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal. Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati adalah memberi tanpa henti. Hubungan bisa bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu.
Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.